BIREUEN, LUGAS.CO | Saluran sekunder irigasi Pante Lhong sepanjang 50 meter di Gampong Abeuk Usong, Kecamatan Jeumpa, Bireuen dikabarkan berlumpur dan telah mengganggu kelancaran jalannya air yang mengairi 250 hektar area sawah disana.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Bireuen, Mulyadi, kepada wartawan, pada Kamis (23/1) mengatakan, kondisi itu telah mengganggu petani yang tengah mengolah tanah.
“Saluran itu harus segera dinormalisasi, kami mengharapkan kepada pihak yang berwenang untuk dapat menormalisasi saluran sekunder irigasi Pante Lhong itu,” pinta Mulyadi.
Mulyadi menjelaskan, saluran sekunder sepanjang 500 meter itu berfungsi untuk mengairi sawah masyarakat, mulai dari Gampong Abeuk Usong, Paloh Seulimeng, Blang Seupeung, Pulo Lawang dan Teupok Tunong.
“Areal persawahan yang dialiri seluas 250 hektare,” tutur Mulyadi.
Selain itu, Mulyadi juga menyebutkan, luas baku sawah di Kabupaten Bireuen pada musim tanam rendeng mencapai 15.711 hektare.
“Ada 700 hektare sawah di Kecamatan Peudada yang belum bisa ditanam, karena bendung pancur irigasi Hagu putus dan rusak diterjang banjir,” jelas Mulyadi.
Selain itu, sambung Mulyadi, seluruh area sawah, baik sawah yang dialiri air irigasi dan sawah tadah hujan dapat dimanfaatkan, sehingga berpeluang meningkatkan hasil panen padi, guna mewujudkan swasembada pangan.
“Kelangkaan traktor menjadi kendala utama Distanbun Bireuen dan petani saat mengolah tanah,” tutur Mulyadi.
Mulyadi menambahkan, untuk membantu mempercepat pengolahan tanah dan panen padi, maka perlu disediakan satu unit traktor dan satu unit combine hasvester yang dikelola oleh BPP. [AH]