Pilkada dan Toke

- Editor

Minggu, 4 Agustus 2024 - 15:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ilustrasi politik uang-Jawa Pos.com

ilustrasi politik uang-Jawa Pos.com

Setiap kali momentum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) berlangsung, para calon tentu akan menebar janji yang dibalut dengan visi-misi. Bahkan tidak jarang mereka menebar amplop.

” Perang” strategi antar kandidat dalam Pilkada dewasa ini, untuk menarik masyarakat menentukan pilihannya dipengahrui oleh seberapa besar satu pasang kandidat mampu menilai satu suara pemilih.

Nilai satu suara pemilih ini, bukan serta-merta lahir sendiri dari masyarakat, tetapi elit politiklah yang mengajarkan mereka mendapatkan ganjaran dari coblosan paku di bilik suara.

Persaingan nilai nominal satu saura pemilih oleh para kandidat, ini akan menarik para pemilik modal berinvestasi dalam Pilkada. Para kandadit akan mancari toke-toke untuk memodali mereka memdapatkan suara dari pemilih, tidak terkecuali toke sabu-sabu.

Baca juga:  Parpol Non Kursi DPRK Pidie Jaya Tak Cukup Syarat Usul Calon Bupati

Toke sabu-sabu memiliki kepentingan besar dalam pemilihan kepala daerah untuk membersihkan uang hasil transaksi barang haramnya.

Praktik persaingan harga suara pemilih dalam Pilkada, selain merusak tatanan demokrasi, kemudian juga akan menuntun keberbagai jenis korupsi dan setiap kebijakan pemerintah disetir oleh modal. Betapa tidak, karena dia harus memikirkan cara bagaimana harus mencari keuntungan dari jabatannya untuk mengembalikan modal yang sudah keluar.

Maka tidak heran prkatek persaingan harga suara pemilih dalam Pilkada tersebut akhirnya melahirkan pemimpin yang hanya memikirkan kepentingan pribadi dan kelompok.

Ini juga tidak menutup bagi kandidat yang dimotori serta didorong oleh teungku-teungku. Bahkan munafiknya lagi saat berkampanye membawa isu-isu agama. Lantas, apakah mereka iklas menghibahkan uang puluhan miliar tanpa balik modal ?

Baca juga:  Demokrat Pidie Jaya Konsolidasi Tim Menangkan Said Mulyadi

Jika ada sosok yang iklas mewakafkan diri bahkan harta seperti itu wajib kita pilih dan barang tentu daerah akan dibangun sebagai mana visi dan misi.

Pertanyaan yang harus dijawab oleh kita masing-masing apakah ada sosok seperti itu di daera kita?. Jawabannya bisa dipastikan, tidak.

Jika jawabannya adalah tidak ada, pilihan yang paling rendah dan baik adalah tidak munafik saja sudah cukup menjadi pemimpin.

Sebab bagaimana mungkin ia berlaku bijak pada setiap kebijakannya nanti, sementara dengan diri sendiri saja berani berbohong apalagi kepada masyarakat.

Penulis : Eks Lhok Makalam


BACA JUGA: Nyó-nyò Kon Nyak Syi

Follow WhatsApp Channel lugas.co untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Mencari Figur Pemersatu : Siapa Pengganti Abu Razak di Partai Aceh
Sustainability Program Untuk Hilangkan ‘Gimmick’ CSR Gaya Lama
Said Mulyadi Salurkan Bantuan ke Gampong Terdampak Banjir
Pemkab Pijay Serahkan Bantuan Masa Panik ke Gampong Terdampak Banjir

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 15:40 WIB

Mencari Figur Pemersatu : Siapa Pengganti Abu Razak di Partai Aceh

Senin, 10 Februari 2025 - 15:44 WIB

Sustainability Program Untuk Hilangkan ‘Gimmick’ CSR Gaya Lama

Sabtu, 23 November 2024 - 19:41 WIB

Said Mulyadi Salurkan Bantuan ke Gampong Terdampak Banjir

Sabtu, 23 November 2024 - 19:17 WIB

Pemkab Pijay Serahkan Bantuan Masa Panik ke Gampong Terdampak Banjir

Minggu, 4 Agustus 2024 - 15:38 WIB

Pilkada dan Toke

Berita Terbaru

Indonesia akan menjadi tempat uji coba vaksin penyakit tuberkolosis alias TBC yang tengah dikembangkan oleh pendiri Microsoft sekaligus filantropis dunia Bill Gates. Ilustrasi (ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA)

Kesehatan

Indonesia Jadi Tempat Uji Coba Vaksin TBC Bill Gates

Kamis, 8 Mei 2025 - 18:02 WIB