JAKARTA – PT Pertamina (Persero) diketahui memiliki rencana untuk membeli minyak mentah dari Rusia. Rencana pembelian minyak murah dari Rusia itu kabarnya sedang dalam tahapan kajian. Jiika itu jadi, pembelian minyak mentah dari negara yang sedang berkonflik dengan Ukraina itu mencapai minimal 100 ribu barel per hari (bph) dalam satu kapal.
Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Pertamina, Alfian Nasution membenarkan, bahwa pembelian minyak mentah dari Rusia minimal 100 barel per hari. Namun saat ini jumlah tersebut masih dalam tahapan perencanaan.
Sehingga, besaran riil pembelian jumlah minyak hingga nilai uang yang akan digelontorkan oleh Pertamina belum dapat disampaikan secara detil. Yang terang, kata Alfian, pembelian minyak mentah dari Rusia dilakukan mengingat harganya yang lebih murah di bandingkan dengan pasar internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Apalagi saat ini harga minyak di pasar internasional sedang tinggi-tingginya. “Namun tentunya juga kita harus memperitmbangkan berbagai aspek dan ini belum bisa saya update detail perkembangan,” kata dia kepada CNBC Indonesia dalam acara Energy Corner, Senin (4/4/2022).
Seperti diketahui, Pertamina bakal memanfaatkan peluang pembelian minyak mentah murah asal Rusia, mengikuti jejak sejumlah perusahaan kilang minyak India dan China yang sudah memutuskan membeli minyak asal Rusia tersebut.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati sebelumnya mengatakan, pembelian minyak mentah asal Rusia tersebut rencananya akan diolah di Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat. Terutama, setelah perusahaan rampung melakukan perbaikan (revamping) pada kilang tersebut di bulan Mei mendatang.
Nicke menyebut, dengan rampungnya revamping Kilang Balongan pada Mei tahun ini, setidaknya Pertamina akan lebih fleksibel untuk menerima berbagai jenis minyak mentah untuk diolah. termasuk minyak mentah yang tengah dijajaki dari Negeri Beruang Putih itu.
“Di tengah situasi geopolitik kita melihat ada opportunity untuk membeli minyak Rusia dengan harga yang baik. Pak Taufik (Dirut PT KPI) sudah approach,” kata Nicke dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, Senin (28/3/2021).
Pertamina sendiri, menurut Nicke, juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Bank Indonesia terkait rencana pembelian minyak tersebut, mengingat hal ini juga menyangkut terkait isu politis.
“Gak ada masalah sepanjang perusahaan yang kita deal gak kena sanksi. Untuk pembayaran mungkin nanti melalui India. Kita koordinasi dengan Kemenlu. Secara politis gak ada, ini secara B to B,” kata Nicke. (CNBC Indonesia)