Malik bin Dinar berkata, “Aku pernah keluar untuk melaksanakan ibadah haji. Aku berjalan melewati hutan dan aku melihat burung gagak diparuhnya membawa sepotong roti.
Lalu Malik bin Dinar bergumam dalam hati, “Burung itu terbang membawa makanan di paruhnya. Pasti ada sesuatu yang dilakukannya olehnya.”
Malik bin Dinar kemudian mengikuti burung itu hingga turun di gua. Lantas ia masuk ke dalam gua itu. Tiba-tiba di dalam gua itu, Malik bin Dinar menemukan laki-laki dalam keadaan kedua tangan dan kakinya yang terikat. Orang itu tergeletak tak berdaya, sedangkan burung gagak itu menyuapinya dengan sepotong demi sepotong roti. Lalu burung itu terbang dan tidak kembali.
Kemudian Malik bin Dinar bertanya pada laki-laki tersebut, “Dari mana asalmu?”
Orang tersebut menjawab, “Aku merupakan rombongan jamaah haji. Namun segerombolan perampok merampas semua hartaku. Mereka mengikatku dan membuangku ke tempat ini. Kira-kira sudah lima hari aku bersabar menahan rasa lapar dan aku berdoa ‘Wahai Dzat yang berfirman dalam kitab-Nya, wahai Dzat yang mengabulkan doa orang yang terdesak, sekarang diriku dalam keadaan terdesak, kumohon Engkau berikan rahmat-Mu kepadaku.’ Setelah itu Allah mengirimkan burung gagak kepadaku. Burung itu memberiku makan dan minum setiap hari.”
Malik bin Dinar kemudian melepaskan ikatan tali dari tubuh orang itu dan mereka berdua meneruskan perjalanan meninggalkan tempat itu.
Di tengah perjalanan, keduanya merasa kehausan. Mereka tidak membawa air sebagai persediaan minum. Lalu dari kejauhan, mereka melihat ada telaga di hutan yang mereka lewati. Di tepi telaga itu, mereka melihat sekumpulan rusa sedang minum.
Tapi begitu Malik bin Dinar dan laki-laki yang bersamanya mendekat, air telaga itu surut sampai batas kedalamannya. Mereka berdua tetap berusaha mengambil air untuk minum. Setelah mendapatkannya, mereka meminumnya.
Kemudian Malik bin Dinar berkata, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya rusa itu tidak pernah rukuk dan sujud kepada-Mu. Sedangkan kami adalah orang yang selalu rukuk dan sujud kepada-Mu. Tapi untuk minum saja kami harus menempuh jarak seratus dzira’.”
Tiba-tiba mereka berdua mendengar suara tanpa rupa, “Wahai Malik, sesungguhnya rusa-rusa itu telah bertawakkal kepada-Ku. Maka aku memberi minum kepada mereka. Sementara engkau hanya pasrah pada tali dan timbamu itu.”
Sumber: Al Fawaid al Hikayah al ‘Ajibah
Sumber Berita : JATMAN