JAKARTA, LUGAS.CO – Kaum muda mendesak elit politik untuk memperkuat komitmen terhadap penanganan krisis iklim di Indonesia.
“Komitmen politik para pengambil kebijakan di negeri ini terhadap penanganan krisis iklim harusnya menjadi bagian dari nasionalisme Indonesia,” kata Adli Firlian Ilmi, deklarator Generation Net-Zero dalam keterangan tertulis yang dikutip Lugas.co, pada Senin 26 Agustus 2024.
Deklarasi Generation Net-Zero disaksikan langsung oleh Wakil Menteri Luar Negeri, Pahala Mansury dan Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani mendapat penghargaan Climate Hero Award sebagai pahlawan pejuang iklim menurut Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) pada Indonesia Net-Zero Summit 2024 di Djakarta Theater, Thamrin Jakarta Pusat.
Pada Indonesia Net-Zero Summit 2024, pelajar dari berbagai kalangan usia, dan latar pendidikan di Indonesia mendeklarasikan secara lantang bahwa generasi muda akan terus peduli dan mengawal nasib dari keberlanjutan serta kelestarian lingkungan di Indonesia. Deklarasi itu sebagai bagian dari misi dan kepedulian kolektif kaum muda.
“Kaum muda mendesak pemerintah sekarang dan akan datang tidak lagi basa-basi dalam berkomitmen terhadap persoalan krisis iklim,” tegas Adli Firlian Ilmi, salah seorang pelajar yang terpilih mewakili SMA Negeri 3 Kota Bogor.
Adli Firlian Ilmi Kami menyadari bahwa krisis iklim adalah ancaman paling serius masa depan kaum muda.
“Kami bertekad secara ambisius untuk mewujudkan visi Indonesia Nol Bersih di tahun 2050, bahkan jika memungkinkan sebelumnya dan kami bertekad untuk secara ambisius terus mengurangi emisi karbon,” tambah Adli Firlian Ilmi Kami.
Adli, sapaan akarab Adli Firlian Ilmi Kami menyatakan komitmen bersama untuk mendukung upaya menjaga suhu bumi di bawah 1,5 derajat Celcius sesuai Perjanjian Paris.
“Meskipun begitu, upaya menjaga suhu bumi di bawah 1,5 derajat Celcius harus memperhatikan keadilan iklim,” jelasnya.
Adli menambahkan, keadilan iklim bukan hanya persoalan ketidakadilan relasi antara negara kaya dan miskin, namun juga ketidakadilan yang terjadi di Indonesia sendiri. Kata dia, keadilan iklim antar negara, terkait jejak ekologis negara-negara maju yang terlebih dahulu memulai perkembangan ekonomi dan konsekuensinya banyak sekali mencemari atmosfer dan lingkungan
“Negara-negara maju harus bertanggung jawab atas jejak karbon yang tersebar di penjuru dunia, dengan keikutsertaan negara maju dalam kolaborasi lingkungan seperti JETP dan perumusan perdagangan karbon yang berkeadilan, harapannya kita semua dapat mencapai tujuan utama yakni menuju emisi Nol Bersih 2050 seperti yang dicanangkan dalam deklarasi Generation Net-Zero,” ujarnya.
Sementara itu, keadilan iklim didalam negeri terkait dengan keberpihakan pemerintah bagi masyarakat miskin kota yang semakin rentan menjadi korban krisis iklim, padahal mereka sendiri tidak banyak mencemari atmosfer dengan kegiatannya, berbanding terbalik dengan masyarakat kelas menengah ke atas.
Desakan kaum muda itu disambut hangat dengan dukungan dari Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dr. Dino Patti Djalal.
Dr. Dino Patti Djalal mengatakan, kaum muda harus menjadi pelopor akan komitmen kepedulian terhadap perubahan iklim yang menjadi musuh, dan krisis kita bersama yang disampaikan pada Opening Plenary Indonesia Net-Zero Summit 2024.
“Mengapa perubahan iklim ini dikatakan sebagai musuh bersama, karena sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup kita bersama,” kata Dr. Dino Patti Djalal.
Menurut Dr. Dino Patti Djalal, bila perubahan iklim tidak ditangani secara serius dan penuh komitmen, maka dapat menjadi senjata pemusnahan massal yang lebih mematikan dari ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 silam.
“Karenanya sudah semestinya kita semua menyatakan perang, dan siap berperang melawan musuh bersama ini dengan saling merangkul bersama dalam kolaborasi antara dari sektor swasta, pemerintah, akademisi semuanya. Yang dapat menjadi amunisi untuk melumpuhkan musuh jahat ini,” tutup Dr. Dino Patti Djalal.