Kabul Dikepung, Presiden Afghanistan Lari ke Tajikistan

Senin, 16 Agustus 2021 - 01:27

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani (tengah). (AFP/Wakil Kohsar

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani (tengah). (AFP/Wakil Kohsar

Lugas.co – Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, dilaporkan kabur ke Tajikistan pada Minggu (15/8), setelah gerilyawan Taliban mengepung Ibu Kota Kabul.

Seperti dilansir Reuters, kabar itu disampaikan oleh seorang sumber di Kementerian Dalam Negeri Afghanistan. Namun, dia tidak memberikan keterangan rinci mengenai keberadaan Ghani.

“Saya tidak bisa berbicara lebih banyak mengenai keberadaan Ashraf Ghani karena alasan keamanan,” kata sumber itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut sumber di istana kepresidenan Afghanistan, sebelum kabur Ghani sempat berdialog dengan juru runding Amerika Serikat, Zalmay Khalilzad, dan sejumlah pejabat Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Menurut Pelaksana Tugas Menteri Dalam Negeri Afghanistan, Abdul Sattar Mirzakawal, pengalihan kekuasaan dari pemerintah bakal diserahkan kepada pemerintahan sementara.

“Tidak akan ada serangan terhadap ibu kota, sudah disepakati pengalihan kekuasaan akan berlangsung damai,” cuit Mirzakawal melalui Twitter.

Taliban mengepung ibu kota Kabul dari segala arah. Akan tetapi menurut Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mereka tidak terlibat pertempuran dan menunggu di pinggiran Kabul sambil berunding dengan pemerintah Afghanistan.

“Gerilyawan Taliban siaga di seluruh jalur masuk Kabul sampai perundingan peralihan kekuasaan disepakati,” kata Zabihullah.

Saat ini perwakilan Taliban dan pemerintah Afghanistan tengah berunding di Qatar. Agenda perundingan itu membahas pengalihan kekuasaan dan utusan Amerika Serikat juga dilibatkan.

Banyak penduduk Afghanistan khawatir jika Taliban kembali berkuasa maka kehidupan mereka bakal dikekang, terutama bagi kaum perempuan. Saat berkuasa pada 1990-an Taliban menerapkan syariat Islam.

Akan tetapi, juru bicara Taliban, Shuhail Shaheen, menyatakan mereka berjanji bakal melindungi hak-hak perempuan dan prinsip kebebasan pers.

“Kami memastikan kepada rakyat, terutama di Kabul, bahwa nyawa dan harta benda mereka aman,” kata Shaheen.

Serangan Taliban yang gencar setelah pasukan koalisi AS dan NATO ditarik semakin gencar dan terbukti tidak mampu dibendung oleh militer Afghanistan.

Sejumlah negara sudah menutup kedutaan besar mereka di Afghanistan menghindari pertumpahan darah.

Di Tajikistan saat ini terdapat pangkalan militer milik Rusia. Pangkalan itu menjadi pusat komando ketika Uni Soviet menyerbu Afghanistan pada 1979 sampai 1989.

Sumber : CNN Indonesia

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Maaf NATO, Strategi di Ukraina Sudah Basi
Putin Usir 20 Diplomat Jerman dari Rusia, Ada Apa?
Kondisi Berbalik! AS di Ambang Kehancuran, China Berjaya
Klub Telanjang Rusia Beri Tiket Masuk Gratis untuk Tentara yang Perang di Ukraina
Ditolak NASA, Lulusan SMA Ini Buat Perusahaan Roket Sendiri
Usai Karantina, Nelayan Aceh Dipulangkan
Awalnya Numpang, Ini Alasan Kenapa Israel Begitu Kaya Raya
Sudan Selatan Bergejolak, 28 Warga Tewas Puluhan Lainnya Terluka
Tag :

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 22:31

Tasawuf: Jalan Menuju Kesejahteraan Batin dan Kesehatan Mental

Kamis, 9 November 2023 - 20:45

Plt Bupati Pidie Jaya dapat Penghargaan dari KPK

Senin, 23 Oktober 2023 - 12:32

MK Tolak Gugatan Batas Maksimal Usia Capres/Cawapres

Senin, 23 Oktober 2023 - 10:05

Bobby Beri Selamat Gibran Cawapres Prabowo: Mudah-mudahan Tidak Dilema

Selasa, 10 Oktober 2023 - 12:06

Pidie Jaya Dapat Kucuran Dana dari ADB

Rabu, 27 September 2023 - 12:34

Sudah 10 Tahun, Jalan Menuju Gampong Reuleut Tak Kunjung Diperbaiki

Rabu, 20 September 2023 - 14:37

Selama Proses Hukum, Pemerintah Aceh Fasilitasi Keluarga Almarhum Imam Masykur

Rabu, 20 September 2023 - 14:27

Doa Bersama Petani Pangwa di Irigasi Beuracan

Berita Terbaru

Daerah

Plt Bupati Pidie Jaya dapat Penghargaan dari KPK

Kamis, 9 Nov 2023 - 20:45

Ilustrasi suasana sidang di Mahkamah Konstitusi. (ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY)

Nasional

MK Tolak Gugatan Batas Maksimal Usia Capres/Cawapres

Senin, 23 Okt 2023 - 12:32

Daerah

Pidie Jaya Dapat Kucuran Dana dari ADB

Selasa, 10 Okt 2023 - 12:06