Ingin Dibangun Jembatan, Pemilik Lahan Tolak Harga

Kamis, 19 November 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PIDIE JAYA – Lugas.co| Ingin dibangun jembatan duplikat di Kecamatan Panteraja, Kabupaten Pidie Jaya, sejumlah pemilik lahan  tidak menyetujui harga yang sudah ditetapkan.

Dari 18 pemilik lahan untuk pembangunan jembatan duplikat, sebagian besar masih menolak harga yang ditentukan oleh Kantor Jasa Penilaian Publik (KPJP).

Mereka (12 pemilik) menolak karena harga yang ditetapkan tidak sama satu dengan lainnya atau berbeda harga dalam setiap meternya.

“Tanah saya diharga Rp 1, 7 Juta per meter, tapi ada juga yang ditetapkan harga Rp 1,9 Juta permeter, disitulah kita menolak karena adanya perbedaan harga,” kata salah satu pemilik lahan untuk pembangunan jembatan Panteraja, Azhar, 18 November 2020.

Baca juga:  Taklukkan Rival 9-0, Mas Jeumala Amal Juarai Turnamen Futsal

Baca Juga: Tersangka Kasus Pencurian Diserahkan Ke Kejari

Sedangkan Pelaksana lapangan pembebasan lahan, yang juga merupakan mantan kabag pemerintahan Kabupaten Pidie Jaya, Muslim Khadri  menjelaskan bahwa  harga tersebut merupakan harga yang sudah ditetapkan oleh Kantor Jasa Penilai Publik.

“Harga tanah yang sudah ditetapkan oleh KJPP sudah final dan mengikat, bagi yang tidak setuju akan dititipkan dipengadilan oleh satuan kerja (Satker),” kata Muslim.

Mereka yang menolak harga tersebut sebanyak 12 orang den memiliki lahan sebanyak 20 persil. Sedangkan yang sudah selesai pembebasan lahan sebanyak enam orang atau Sembilan persil tanah.

Baca juga:  85 Nakes Ikuti Workshop Peningkatan Mutu Pelayanan

Dana untuk pembebasan lahan tersebut menghabiskan anggaran sebesar Rp 6 Miliar lebih dengan luas 3000 Meter persegi.| Red

Facebook Comments Box

Berita Terkait

150 Peserta Ikut Sosialisasi KIE Daerah Rawan Bencana
Debat Publik Pertama Pilkada Bireuen Digelar Pada 18 November 2024  
Kodam Iskandar Muda kembangkan Kincir Angin sebagai alternatif sistem pengairan
BSI Dorong Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pesantren di Aceh
KIP Bireuen Gelar ToT Fasilitator PPK dan PPS
Bireuen Bebas Dari Penyakit Frambusia
Terbentuk, ini Fraksi di DPRA 2024-2029
Minta Pelaku Rasisme Di Proses Hukum, Warga Cubo Tandatangan Petisi
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 14 November 2024 - 23:23

150 Peserta Ikut Sosialisasi KIE Daerah Rawan Bencana

Kamis, 14 November 2024 - 23:00

Debat Publik Pertama Pilkada Bireuen Digelar Pada 18 November 2024  

Minggu, 10 November 2024 - 08:57

Kodam Iskandar Muda kembangkan Kincir Angin sebagai alternatif sistem pengairan

Sabtu, 9 November 2024 - 13:40

BSI Dorong Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pesantren di Aceh

Selasa, 5 November 2024 - 23:06

KIP Bireuen Gelar ToT Fasilitator PPK dan PPS

Berita Terbaru

Ketua Presidium Forum Komunikasi Pemuda Mahasiswa Bireuen (Forkopmabir) DKI Jakarta, Agussalim.

Politik

Panwaslih Bireuen Diminta Bekerja Profesional

Minggu, 24 Nov 2024 - 22:57