Dua Masyarakat Aceh Kembali Dipulangkan BPPA

Selasa, 29 Maret 2022 - 10:43

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Heriyandi dan Mustafa (tengah) berfoto bersama staff BPPA, di depan Kantor BPPA, di Cikini, Jakarta Pusat, Senin, 28 Maret 2022.

Heriyandi dan Mustafa (tengah) berfoto bersama staff BPPA, di depan Kantor BPPA, di Cikini, Jakarta Pusat, Senin, 28 Maret 2022.

Jakarta – Lugas |Pemerintah Aceh melalui Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) kembali memfasilitasi pemulangan dua warga Aceh dari Jakarta, karena kurang mampu, yakni Mustafa (37) dan Heriyandi (42).

Keduanya merupakan warga Aceh yang membutuhkan bantuan Pemerintah agar dapat pulang Ke Aceh. Mustafa yang berasal dari Desa Blang Pulo, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe itu harus kalah dengan ibukota. Dia terpaksa pulang kampung setelah gagal mengadu nasibnya di belantara ibukota.

Heriyandi juga harus takluk. Lelaki kepala empat itu adalah warga Meunasah Geudong, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mereka berdua dipulangkan lewat jalan darat dengan menumpangi bus Putra Pelangi, melalui terminal bus Pulo Gebang, Jakarta Timur, Senin, 28 Maret 2022 hari ini.

“Dia diperkirakan akan tiba di Aceh sekitar lima hari ke depan. Semoga selamat sampai tujuan,” kata Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) Almuniza Kamal S.STP, M.Si, didampingi Kasubbid Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat, Cut Putri Alyanur.

Almuniza mengatakan, pemulangan dua warga Aceh Utara dan Lhokseumawe ini, karena tidak memiliki biaya hidup lagi di Ibukota Jakarta. Sehingga meminta bantuan tiket pulang ke Aceh.

“Pemulangan warga kurang mampu ini, kita hanya memfasilitasi tiket bus saja hingga ke Aceh,” katanya.

Almuniza mengatakan, pemulangan masyarakat Aceh yang kurang mampu di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya itu merupakan amanah Gubernur Aceh Nova Iriansyah.

“Itu yang selalu kita lakukan membantu warga Aceh di perantauan terutama yang kurang mampu, seperti yang mereka alami dipulangkan dari Jakarta,” ujarnya.

Sementara, Mustafa bercerita terkait kepulangannya ke Aceh. Dia mengaku tiga bulan yang lalu awalnya menjadi buruh di sebuah perusahaan kebun tebu di kawasan Jombang, Jawa Timur. Namun karena tidak mendapat imbalan apapun, terpaksa berhenti dari perusahaan itu.

“Selama di sana saya bersama pekerja lainnya hanya meminjam uang di koperasi perusahaan. Nanti pihak perusahaan yang membayarnya ke koperasi itu,” katanya.

Ia menambahkan, karena tidak memiliki kejelasan di perusahaan tersebut. Sehingga mengambil keputusan untuk meninggalkan Jawa Timur, dan pulang ke Aceh.

“Saya dari Jawa Timur hanya menumpang sejumlah mobil pengangkut barang di jalan. Dan sudah berada di Jakarta sejak sebulan yang lalu,”  katanya.

Selama di Jakarta, ujar Musfata, ia tinggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dengan menumpang di lapak-lapak jualan para pedangang milik warga Aceh.

“Untuk biaya hidup sehari-hari di Jakarta dibantu oleh warga Aceh yang berjualan Pasar Minggu. Kadang-kadang mereka membeli makan juga” katanya.

Sementara, Heriyandi mengatakan ke Ibukota Jakarta sejak dua tahun lalu. Dirinya sempat menjadi penjual mie Aceh di daerah Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, milik orang Aceh di sana.

“Sekitar setahun lebih saya kerja jadi penjual mie Aceh. Namun, karena tanah tempat jualan itu milik pemerintah daerah setempat, maka lapak jualannya dibongkar,” kata Heriyandi.

Selanjutnya, Heriyandi yang ingin memperoleh penghasilan untuk menghidupi keluargnya di kampung, terpaksa bekerja membantu jualan pisang di pasar Ciputat, Tangerang Selatan, sekitar beberapa bulan.

“Kemudian saya baru ke Pasar Minggu, membantu orang jualan pisang juga,” sebut Heriyandi yang tempat tinggalnya hanya di lapak dagangan orang di pasar Minggu.

Dengan pemulangan ini, keduanya menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Aceh, terutama Badan Penghubung Pemerintah Aceh, karena sudah membantu pemulangan mereka.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Tasawuf: Jalan Menuju Kesejahteraan Batin dan Kesehatan Mental
Plt Bupati Pidie Jaya dapat Penghargaan dari KPK
MK Tolak Gugatan Batas Maksimal Usia Capres/Cawapres
Bobby Beri Selamat Gibran Cawapres Prabowo: Mudah-mudahan Tidak Dilema
Pidie Jaya Dapat Kucuran Dana dari ADB
Konferensi PWI Pidie Jaya, Ikhsan Terpilih Secara Aklamasi
Sudah 10 Tahun, Jalan Menuju Gampong Reuleut Tak Kunjung Diperbaiki
Selama Proses Hukum, Pemerintah Aceh Fasilitasi Keluarga Almarhum Imam Masykur

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 22:31

Tasawuf: Jalan Menuju Kesejahteraan Batin dan Kesehatan Mental

Kamis, 9 November 2023 - 20:45

Plt Bupati Pidie Jaya dapat Penghargaan dari KPK

Senin, 23 Oktober 2023 - 12:32

MK Tolak Gugatan Batas Maksimal Usia Capres/Cawapres

Senin, 23 Oktober 2023 - 10:05

Bobby Beri Selamat Gibran Cawapres Prabowo: Mudah-mudahan Tidak Dilema

Selasa, 10 Oktober 2023 - 12:06

Pidie Jaya Dapat Kucuran Dana dari ADB

Rabu, 27 September 2023 - 12:34

Sudah 10 Tahun, Jalan Menuju Gampong Reuleut Tak Kunjung Diperbaiki

Rabu, 20 September 2023 - 14:37

Selama Proses Hukum, Pemerintah Aceh Fasilitasi Keluarga Almarhum Imam Masykur

Rabu, 20 September 2023 - 14:27

Doa Bersama Petani Pangwa di Irigasi Beuracan

Berita Terbaru

Daerah

Plt Bupati Pidie Jaya dapat Penghargaan dari KPK

Kamis, 9 Nov 2023 - 20:45

Ilustrasi suasana sidang di Mahkamah Konstitusi. (ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY)

Nasional

MK Tolak Gugatan Batas Maksimal Usia Capres/Cawapres

Senin, 23 Okt 2023 - 12:32

Daerah

Pidie Jaya Dapat Kucuran Dana dari ADB

Selasa, 10 Okt 2023 - 12:06