Jakarta – Lugas| Pemerintah Aceh melalui Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) kembali memfasilitasi pemulangan tiga warga Aceh Utara kurang mampu dari Jakarta. Ketiga warga Aceh ini merupakan keluarga yang tengah berobat di Jakarta.
Idris (38) bersama isterinya Suryani Saleh (36), yang merupakan warga Panton Labu, Aceh Utara, tengah mendampingi putrinya Riska Yanti (10) yang berobat di Jakarta, akan dipulangkan lewat jalan darat dengan menumpangi bus Putra Pelangi, melalui terminal bus Pulo Gebang, Jakarta Timur, Selasa, 15 Maret 2022 besok.
“Mereka diperkirakan akan tiba di Aceh sekitar lima hari ke depan. Semoga selamat sampai tujuan,” kata Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) Almuniza Kamal S.STP, M.Si, didampingi Kasubbid Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat, Cut Putri Alyanur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Almuniza menyebutkan, pemulangan tiga warga Aceh Utara itu atas pemintaan bantuan mereka sendiri lantaran Riska Yanti tidak jadi dilakukan tindakan operasi akibat kelainan jantung (heart failure) yang dialaminya.
“Mereka juga tidak lagi memiliki biaya untuk pulang ke Aceh, sehingga meminta bantuan ke Badan Penghubung,” kata Almuniza.
Dalam hal ini kata Almuniza, pemulangan masyarakat Aceh yang kurang mampu di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya, itu sudah diamanah oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah
“Itu yang selalu kita lakukan membantu warga Aceh di perantauan terutama yang kurang mampu, seperti yang mereka alami dipulangkan dari Jakarta,” ujarnya.
Sementara itu, Suryani mengatakan ia bersama suaminya Idris sudah membawa putrinya ke Jakarta untuk berobat sejak empat bulan yang lalu, setelah mendapat rujukan dari Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.
“Karena kata dokter waktu di Banda Aceh, jantung anak saya posisinya bukan seperti jantung orang normal biasanya. Sehingga dirujuk ke Jakarta,” kata Suryani.
Namun, kata Suryani yang selama ini mereka tinggal di Rumah Sehat Mandiri, Jakarta Pusat, tidak berani mengambil keputusan operasi putri keduanya. Karena dikhawatirkan setelah operasi akan ada permasalahan lagi kedepannya.
“Karena kata dokter, kalau jantungnya dipindahkan seperti orang normal lainnya, akan ada masalah lagi. Sehingga kami tidak berani melanjutkan untuk operasi,” katanya.
Ia sendiri mengetahui putrinya mengalami kelainan jantung saat ia masih duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar (SD). Saat ini Riska Yanti sudah kelas 4 SD.
“Sekarang sudah empat bulan tidak masuk sekolah selama berobat di Jakarta,” kata Suryani sehari-hari bekerja sebagai penjual kecil-kecilan di kampungnya.
Dengan adanya fasilitas ini, ia menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Aceh, karena sudah membantu pemulangan mereka hingga ke kampung halamannya. |Red