Arab Saudi Izin Bikini di Pantai, Ini Faktanya!

- Editor

Jumat, 22 Oktober 2021 - 13:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Ilustrasi (AP/Ringo H.W. Chiu)

Foto: Ilustrasi (AP/Ringo H.W. Chiu)

LUGAS.CO | Kini para perempuan di Arab Saudi dapat mengenakan bikini saat mengunjungi pantai, terutama di dekat wilayah Kota Jeddah. Perempuan dan laki-laki juga dapat menikmati deburan ombak bersama-sama, tanpa adanya pemisah.

Pemandangan ini dapat terjadi setelah Arab Saudi yang terkenal sangat konservatif kini berangsur-angsur lebih modern dan terbuka. Pengurangan beberapa struktur sosial yang ketat terjadi berkat modernisasi dan adanya kebebasan berpendapat.

Salah satu warga Arab Saudi, Asma (32), kini dapat menghabiskan waktu satu hari di Pantai Murni dekat Jeddah dengan pacarnya. Ia bahkan bisa berdansa dengan pasangannya di atas pasir putih di tepi Laut Merah, diiringi dentuman musik dari pengeras suara.

Meski begitu, ia harus membayar 300 riyal Saudi atau sekitar Rp 1,1 juta (asumsi Rp 3,772/riyal) agar dapat memasuki Pantai Murni dekat Jeddah untuk menikmati musik dan tarian.

“Saya senang bahwa saya sekarang bisa datang ke pantai terdekat untuk menikmati waktu saya. Ini adalah lambang kesenangan … itu adalah impian kami untuk datang ke sini dan menghabiskan akhir pekan yang indah,” katanya kepada AFP, mengenakan gaun biru di atas pakaian renangnya.

Baca juga:  JPU Hadirkan Saksi Ahli Dalam Kasus Pembunuhan Tiga Harimau

“Hidup itu normal (di Arab Saudi),” tambah Asma. “Sebelumnya tidak normal.”

Terlihat juga pengunjung pantai berenang di perairan pirus dan para wanita mengenakan bikini. Beberapa di antaranya merokok shisha. Saat matahari terbenam, para pemain menari mengikuti musik Barat di atas panggung, dengan para pasangan berpelukan di dekatnya.

Di banyak negara, ini pemandangan yang biasa. Tetapi berbeda untuk Arab Saudi, yang menampung situs-situs suci Islam dan mendukung Wahhabisme atau bentuk agama yang kaku.

Dahulu kerajaan Islam sangat mengatur banyak hal, hingga persoalan privasi seperti pakaian individu, terutama kepada kaum perempuan. Bahkan pemutaran musik di tempat umum sempat dilarang hingga tahun 2017 dan pantai biasanya masih dipisahkan antara pria dan wanita.

Perempuan juga baru diizinkan mengemudi sekitar tahun 2018. Selain itu baru dua tahun yang lalu pasangan asing yang belum menikah juga diizinkan untuk berbagi kamar hotel.Meski begitu, larangan alkohol secara nasional masih berlaku.

Baca juga:  Dato Sri Anwar Ibrahim Undang Abuya Amran Waly Minta Nasehat & Doa

Negara ini mengalami perubahan di bawah putra mahkota dan penguasa de facto, Mohammed bin Salman (MBS), yang berkuasa pada 2017. Tapi ‘MBS’ juga meluncurkan tindakan keras terhadap perbedaan pendapat, menahan aktivis hak-hak perempuan, ulama dan jurnalis.

Sebuah laporan intelijen AS menuduhnya menyetujui pembunuhan brutal 2018 terhadap jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul.Pelapor khusus PBB menyebutkan keterlibatan putra Raja Salman itu.

Reformasi sosial kerajaan Teluk didorong oleh keinginan untuk mendiversifikasi ekonominya yang bergantung pada minyak, termasuk dengan merangsang pariwisata dan pengeluaran domestik. Hanya pelancong bisnis dan peziarah Muslim yang dapat berkunjung hingga 2019, ketika Arab Saudi mulai menawarkan visa turis.

Bilal Saudi, kepala acara di King Abdullah Economic City, mengatakan pantai itu menargetkan “pengunjung lokal dan turis (asing)”. Pada Oktober ini, Arab Saudi juga menggelar acara wisata khusus Riyad Season yang bahkan menggundang penyanyi barat Pitbull untuk tampil.

Sumber : CNBC Indonesia

Follow WhatsApp Channel lugas.co untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kasus Penganiayaan Wartawan, Empat Saksi dipanggil Polisi
Kejaksaan Tahan Tersangka Kasus Korupsi PNPM Jeunieb
Pengelolaan Sampah Jadi Perhatian Gakkum, Baru Dikelola 39,1 Persen
Tawuran Gunakan Senjata Tajam, Remaja diamankan Polisi
Orasi Politik dinilai Rasis, Hasan Basri Minta Maaf
Sejumlah APK Said Mulyadi Dirusak OTK
Dilantik Pada 20 Oktober 2024, Ini Tuntutan 350.org Indonesia Kepada Presiden Prabowo Subianto
Amerika Serikat Bombardir Yaman, Serang Bandara Hingga Pelabuhan

Berita Terkait

Minggu, 26 Januari 2025 - 22:42 WIB

Kasus Penganiayaan Wartawan, Empat Saksi dipanggil Polisi

Senin, 30 Desember 2024 - 22:16 WIB

Kejaksaan Tahan Tersangka Kasus Korupsi PNPM Jeunieb

Sabtu, 28 Desember 2024 - 22:30 WIB

Pengelolaan Sampah Jadi Perhatian Gakkum, Baru Dikelola 39,1 Persen

Senin, 16 Desember 2024 - 12:05 WIB

Tawuran Gunakan Senjata Tajam, Remaja diamankan Polisi

Jumat, 1 November 2024 - 22:56 WIB

Orasi Politik dinilai Rasis, Hasan Basri Minta Maaf

Berita Terbaru

Firdaus Cahyadi, pendiri Indonesian Climate Justice Literacy. [Foto/ Ist]

Lingkungan

ICJL Dorong Intelektual Kampus Tolak Revisi UU Minerba

Jumat, 14 Feb 2025 - 10:02 WIB

Pelepasliaran Tukik Penyu Lekang di  Aceh Singki. Foto/ Istimewa

Berita

Pemkab Aceh Singkil Lepasliarkan 84 Tukik Penyu Lekang

Senin, 10 Feb 2025 - 18:00 WIB