Akhiri Konflik Satwa, Pemerintah Harus Menyedia Ruang Untuk Satwa

Jumat, 5 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bireuen-Lugas.co | Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI mengadakan workshop dengan sejumlah pihak di Aceh, berkaitan dengan upaya pengelolaan konservasi Gajah Sumatera di Provinsi Aceh. Pada Rabu (03/11/2021) di Hotel Hermes Palace Banda Aceh.

Penyelesaiaan konflik Gajah Sumatera diaceh masuk dalam kesimpulan rapat Komisi IV DPR RI pada Mei lalu. Saat ini KLHK melalui Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) telah menyusun rancangan dokumen rencana aksi pelaksaaan kegiatan pengelolaan Gajah Sumatera di Provinsi Aceh.

 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut TA. Khalid yang merupakan anggota komisi empat DPR-RI, mengatakan, Konflik gajah dengan manusia yang terjadi diaceh belum terjadi penurunan, dikarenakan belum adanya penyelesaian konflik secara permanan.

 

” Saya sangat menginginkan ada skema penyelesaian konflik gajah diaceh secara menyeluruh, dan harus mengacu kepada penyelesaian konflik dengan kearifan lokal”, kata TA Kahlid.

 

TA Khalid juga mendorong KSDAE untuk segera menetapkan Road Map penanggulangan konflik satwa secara permanan, agar semua pihak bisa berkontribusi dan berkerjasma dalam Road Map tersebut.

 

” Ketika Road Map itu sudah ada, maka kita dapat mengukur indikator kinerja masing-masing pihak secara terperinci”, Ujar TA. Khalid.

 

Dalam forum tersebut, Suhaimi Hamid yang juga sebagai pembina Aceh Green Conservation ( AGC ) mengatakan, bahwa pemerintah Aceh harus menempatkan orang-orang yang paham lingkungan di Dinas PU dan tata ruang. Karena persoalan konflik satwa yang terjadi diaceh berkaitan dengan ruang.

 

” Pengalaman saya, sudah pernah saya usulkan masterplan koridor satwa peusangan untuk ditetapkan dalam revisi rencana tata ruang Aceh, namun pihak dinas terkait tidak mau memasukkan dokumen tersebut”, kata Suhaimi.

 

Karena hari ini ruang satwa diberbagai kawasan sudah terganggu akibat pembangunan perkebunan kelapa sawit secara besar-besaran dan perusakan hutan yang merupakan tempat bernaungnya habitat satwa liar. Sehingga konflik satwa dan manusia kerap terjadi.

 

“Pemerintah Aceh harus menyediakan ruang untuk satwa, ada kawasan yang harus dilindungi yang merupakan koridor gajah, kita berharap pembangunan ekonomi juga harus memperdulikan keberadaan habitat satwa liar”, kata Suhaimi Hamid.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Demokrat Pidie Jaya Konsolidasi Tim Menangkan Said Mulyadi
Pj Gubernur Aceh Terima Apresiasi Kinerja Kepala Daerah
PAN Diduga Mainkan Politik Dua Mata di Pilkada Pidie Jaya
Target Menang 70 Persen, Sibral Malasyi – Hasan Basri Resmi Daftar ke KIP Pidie Jaya
Pick Up Hantam Belakang Truk di Simpang Jembatan Layang Merdu
Kapolres Pimpin Pengamanan Pendaftaran Bupati di Pidie Jaya
Omong Kosong Pj Bupati Pidie Jaya
KIP Pidie Jaya Sebut Ada Dua Paslon Buka Akses Aplikasi Silon Pendaftaran Calon Bupati

Berita Terkait

Minggu, 6 Oktober 2024 - 21:24

Pojok Rahayu Dorong Produktivitas  dan Pariwisata Berkelanjutan di Desa Sesaot

Selasa, 1 Oktober 2024 - 16:57

Dukung Pengelolaan Sampah di Blang Asan, Unimal Kembangkan Aplikasi BeClean

Selasa, 1 Oktober 2024 - 16:24

Budi Waseso Buka Rakornas Humas Pramuka

Jumat, 27 September 2024 - 23:08

Panwaslih Kabupaten Bireuen Dorong Lahirnya Gampong Demokrasi di Kabupaten Bireuen

Selasa, 3 September 2024 - 23:05

Kunjungi Persemaian Liang Anggang, Ini Kata Menteri LHK

Jumat, 30 Agustus 2024 - 22:51

Insan Bumi Mandiri Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Korban Banjir di Ternate

Senin, 26 Agustus 2024 - 21:16

Kaum Muda Desak Elit Politik Perkuat Komitmen Iklim

Rabu, 21 Agustus 2024 - 13:59

Kerjasama Dengan BPVP Dan FKLPID Aceh, PT PIM Latih Pemuda Bidang Pendidikan Vokasi

Berita Terbaru